Forum > Psikologi
Mendesak, Kebutuhan Psikolog dan Penerapan Sport Science di Cipayung
Jakarta - Dibanding China, Indonesia tertinggal dalam saran dan prasarana penunjang pembinaan atlet bulutangkis. Yang dirasa lebih mendesak untuk dibenahi di Indonesia kini adalah soal penerapan sport science dan kebutuhan psikolog.
Prestasi bulutangkis China terus dibanding-bandingkan dengan Indonesia negara karena tersebut tak pernah putus menelurkan atlet berbakat di cabang tepok bulu. Indonesia yang lebih dari satu dekade lalu adalah seteru utama China kini lebih banyak bergelut dengan kegagalan.
Kepala Bindang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, menyebut saat ini tidak perlu membandingkan Indonesia dengan negara lain. Daripada membandingkan dengan China, Indonesia diminta fokus memenuhi beragam kebutuhan atlet yang dirasa masih sangat kurang. Apalagi tak sampai setahun lagi Olimpiade 2016 sudah digelar.
Saya belum pernah melihat secara keseluruhan di China seperti apa. Tapi di provinsi mereka yang kotanya kecil saja punya fasilitas gedung bulutangkis itu melebih Istora. Kita punya Istora di Jakarta. Tapi china sudah ada di Istora di kabupaten yang hall-nya sangat bagus. Jadi dari situ saja kita sudah kalah. Makanya kembali lagi saya harus berkomunikasi dengan pak Djoko Pekik (pemerintah), kata Rexy.
Meski terbatas di sana-sini, Indonesia disebutnya masih berlimpah dalam hal talenta yang dimiliki. Sayangnya, talenta saja tidaklah cukup. Dukungan dari pemerintah dalam hal sarana dan prasarana, psikolog, serta sport science menjadi poin penting yang perlu juga diperhatikan oleh pemerintah.
China memang masih mengandalkan yang itu-itu saja. Ya kita sekarang bagaimana? Indonesia itu punya talenta yang besar. Mestinya harus memaksimalkan sport science. Kami sudah bicara dengan Basri untuk bisa memaksimalkan itu, lanjut dia saat ditemui di sela-sela acara detikSport Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (19/8/2015).