Berita > Artikel

Tunggal Putri Indonesia Dalam Catatan Fordis

Kamis, 07 April 2016 00:47:48
3798 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

  • Gregoria Mariska

    Badmintonindonesia.org

  • Fitriani

    Badmintonindonesia.org

  • Aurum Oktavia Winata

    ©Badmintonindonesia.org

Indonesia, Malaysia, dan Thailand merupakan negara di Asia Tenggara yang kekuatan bulutangkisnya paling kuat. Tetapi Thailand punya catatan tersendiri, dimana sektor tunggal putrinya mampu mendominasi. Sementara Indonesia dan Malaysia seakan berada satu level di bawah Thailand.

Tercatat beberapa tunggal putri Thailand seperti, Ratchanok Intanon (1995), Busanan Ongbungrumparn (1996), Suphanida Katethong (1997), Thamolwan Poopradubsil (1997) dan Chaiwan Pattarasuda (2001).

Intanon dan Busanan kini sudah menjadi tunggal putri papan atas dunia. Suphanida dan Thamolwan hebat di angkatannya. Sementara Chaiwan yang kini sedang naik daun sebagai paling muda. Mungkin nama di atas akan menjaga nama Tunggal Puteri Thailand hingga 8-10 tahun ke depan.

Kemudian Malaysia, Malaysia bisa dibilang merupakan negara paling lemah di antara Indonesia dan Thailand pada sektor ini. Beberapa tunggal putri Malaysia adalah Tee Jing Yi (1992), Li Lian Yang (1993), Yen Mei Ho (1996), Lee Ying Ying (1997) dan Goh Jin Wei (2000).

Walaupun demikian, muncul Goh Jin Wei, bintang muda juara dunia junior 2015 yang memang digadang oleh Malaysia untuk menjadi pemain nomor 1 dunia. Dan itu terbukti perlahan tapi pasti Goh menjadi hebat hingga saat ini. Dan memungkinkan menjadi seperti Intanon kelak. Dan menyelamatkan muka tunggal puteri Malaysia 10-12 tahun ke depan.

Indonesia sebenarnya memiliki Fitriani, Ruselli Hartawan dan Gregoria Mariska yang sebenarnya sangat potensial. Tetapi banyak yang harus dilakukan untuk membuat mereka bersinar.

Beberapa nama yang mungkin menjadi tulang punggung tunggal putri Indonesia 8-10 tahun ke depan. Mereka adalah, Hanna Ramadhini (1995), Fitriani (1996), Ruselli Hartawan (1997), Gregoria Mariska (1999) dan Gabriela Moningka (1999).

Saya berharap pemain kelahiran 1997-2000an di Indonesia yang menurut saya kini terkuat di angkatannya di Indonesia dapat ditarik dan di tempa di Pelatnas setelah olimpiade 2016 tahun ini. Mereka adalah Vioni Florencya (1997), Gaida Nurul Ghaniyu (1998), Desandha, Vegarani Putri (1998), Aurum Oktavia Winata (1999) dan Sri Fatmawati (1999). (aditsuperbadlov)

Berita Artikel Lainnya