Setelah berjalan rutin setiap tahunnya sejak tahun 2009, dengan rasa berat hati Candra Wijaya harus menunda gelaran turnamen khusus nomor ganda tahun ini. Gedung bulutangkis Asia Afrika, Senayan, Jakarta yang biasa digunakan sebagai ajang turnamen tidak bisa digunakan karena akan direnovasi untuk menghadapi ajang Asian Games 2018.
''Dengan berat hati tahun ini kita harus menundanya,'' ungkap Candra Wijaya, sang pelopor turnamen khusus ganda kepada Bulutangkis.com dalam obrolan telepon hari Rabu (29/06) lalu.
Tidak adanya gor bulutangkis bertaraf internasional yang representatif di Jakarta yang bisa digunakan sebagai gor bulutangkis alternatif, menjadi kendala bila GOR Bulutangkis Asia Afrika Senayan direnovasi seperti saat ini. Hal yang sama juga dialami panitia Victor Exist Jakarta Open Junior International Championships 2016 yang akan menyelenggarakan turnamen di bulan Agustus mendatang, turnamen berlevel internasional inipun terpaksa harus menggunakan Gelanggang Remaja Grogol Petamburan, Tanjung Duren Barat Jakarta sebagai arena pertandingan.
Bagi Candra, peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan ini, sesungguhnya taklah menjadi masalah bila gedung bulutangkis yang menjadi ajang berlatih anak didiknya di Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC) di Serpong telah rampung. Namun gor bulutangkis yang menjadi bagian dari gedung CWIBC ini sedang dalam proses penyelesaian akhir.
Gedung CWIBC yang berada di Jalan Raya Jelupang No. 4/5, Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, kini sedang memasuki tahap akhir pembangunan. Adapun pembangunan gedung CWIBC ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan oleh Menpora Imam Nahrawi bersama Plt. Gubernur Banten, Rano Karno dua tahun lalu, tepatnya Jumat, 28 November 2014.
Di area seluas 3.800 meter persegi ini akan berdiri bangunan tiga lantai sebagai tempat pelatihan dan sarana penunjang berlatih atlet-atlet CWIBC meraih mimpi menjadi juara. Ada 9 lapangan bulutangkis standar internasional yang tersedia, juga podium penonton yang bisa menampung hingga 1.100 orang. Di gedung CWIBC, Candra juga menyediakan fasilitas penginapan sebanyak 30 kamar yang bisa menampung 100 orang. Lainnya yang tersedia, bisnis area, sport massage dan spa, klinik, apotik dan hall of fame. Candra juga tak melupakan sarana penunjang yang cukup penting yaitu tersedianya ruang kelas sebagai sarana belajar para atlet-atlet muda CWIBC. Sarana lain yang tak kalah penting adalah area parkir yang memadai buat menampung mobil dan sepeda motor yang datang ke gedung CWIBC.
''Jika tidak ada halangan, bulan Agustus mendatang bisa rampung. Soft opening pelatihan sudah bisa diadakan," ungkap Candra yang bersama Sigit Budiarto merebut juara All England di tahun 2003. Gelar ini menunggu 11 tahun hingga dipecahkan ganda putra Indonesia lainnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Soft opening bulan Agustus mendatang akan ditandai dengan mulainya atlet-atlet CWIBC berlatih di Serpong. Saat ini atlet-atlet CWIBC masih berlatih di gedung yang berada di Duri Kosambi, Jakarta Barat.
Pembangunan gedung CWIBC ini merupakan wujud nyata Candra Wijaya untuk merealisasikan mimpinya mencetak para juara bulutangkis. Komitmen yang telah diawalinya dengan menggelar turnamen khusus ganda putra di tahun 2009 yang merupakan spesialis nomor yang mengantar Candra Wijaya ke puncak karir bulutangkisnya di arena Olimpiade Sydney 2000 bersama Tony Gunawan, menyabet medali emas.
Dan setelah banyaknya permintaan dari atlet ganda putri, ganda campuran dan para pelatih ganda, maka sejak tahun lalu turnamen pun digelar untuk ketiga nomor ganda (putra, putri dan campuran). Komitmen Candra yang tak perlu diragukan ini akhirnya membuat Yonex produsen peralatan bulutangkis ternama di dunia memberi kepercayaan kepada Candra menjadi pendukung utama turnamen sedari awal digulirnya turnamen.
"Tahun depan kita akan adakan Grand Opening gedung CWIBC bersamaan turnamen khusus ganda,'' ungkap Candra penuh yakin.
Mencatat apa yang sudah diraih Candra Wiajaya saat menjadi seorang atlet yang berprestasi emas, dan komitmennya terhadap bulutangkis dengan membangun pelatihan Candra Wijaya International Badminton Center bukanlah sekadar omong belaka. Mencetak juara adalah impian Candra Wijaya berikutnya. (efka)