Mungkin apa yang dilakoni keluarga Saeli Hanedi bisa diusulkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (Muri). Mana ada satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak bertanding bareng membela klub Laras Simalungun, Sumut, pada Kejurnas Bulutangkis Djarum 2006 di Medan, 14-18 November.
Sang ayah, Saeli (40), karyawan bagian administrasi RS Laras Simalungun, adalah penggemar berat bulutangkis. Istrinya, Yunita Handayani (35), juga maniak olahraga tepok bulu. Tak heran, ketiga anak-anaknya, Cita (13), Chairin Anisa (10), dan M. Akil Saehan (3), semua diarahkan bermain bulutangkis.
Mereka bahu-membahu membela klub yang didirikan Saeli tahun 1989. Ketiganya turun mengayun raket saat PB Laras dikalahkan Djarum Kudus 0-5, Selasa (14/11). Saeli berpasangan dengan istri di ganda campuran, sedangkan Yunita berduet dengan Cita di ganda putri. Putri sulungnya itu juga main di tunggal putri.
Hasilnya, Saeli/Yunita ditundukkan M. Rizal/Yulianti 6-21, 12-21, lalu Yunita/Cita dijungkalkan Purwati/Meliana 8-21, 6-21, dan Cita dicukur Maria Elfira 2-21, 2-21.
''Main bulutangkis sama istri malah lebih enak. Kalau salah di lapangan saya bisa langsung menegur. Kalau dengan orang lain belum tentu saya berani menegur,'' ujar Saeli.
''Soal kalah tidak masalah. Yang jelas bulutangkis tak bisa dipisahkan dari keluarga kami. Bisa dibilang apa yang kami obrolkan sehari-hari juga tidak jauh dari bulutangkis,'' sebut Saeli.
Ke depan, keluarga ini sangat berharap anak-anaknya bisa menjadi pemain hebat. Mereka pun berencana mengirim Cita berlatih ke klub di Pulau Jawa. ''Pendek kata, Cita jangan sampai seperti mamaknya,'' sebut Yunita, karyawan PTPN IV Dolog Hilir itu. (bhw/wis/bolanews.com)
Sang ayah, Saeli (40), karyawan bagian administrasi RS Laras Simalungun, adalah penggemar berat bulutangkis. Istrinya, Yunita Handayani (35), juga maniak olahraga tepok bulu. Tak heran, ketiga anak-anaknya, Cita (13), Chairin Anisa (10), dan M. Akil Saehan (3), semua diarahkan bermain bulutangkis.
Mereka bahu-membahu membela klub yang didirikan Saeli tahun 1989. Ketiganya turun mengayun raket saat PB Laras dikalahkan Djarum Kudus 0-5, Selasa (14/11). Saeli berpasangan dengan istri di ganda campuran, sedangkan Yunita berduet dengan Cita di ganda putri. Putri sulungnya itu juga main di tunggal putri.
Hasilnya, Saeli/Yunita ditundukkan M. Rizal/Yulianti 6-21, 12-21, lalu Yunita/Cita dijungkalkan Purwati/Meliana 8-21, 6-21, dan Cita dicukur Maria Elfira 2-21, 2-21.
''Main bulutangkis sama istri malah lebih enak. Kalau salah di lapangan saya bisa langsung menegur. Kalau dengan orang lain belum tentu saya berani menegur,'' ujar Saeli.
''Soal kalah tidak masalah. Yang jelas bulutangkis tak bisa dipisahkan dari keluarga kami. Bisa dibilang apa yang kami obrolkan sehari-hari juga tidak jauh dari bulutangkis,'' sebut Saeli.
Ke depan, keluarga ini sangat berharap anak-anaknya bisa menjadi pemain hebat. Mereka pun berencana mengirim Cita berlatih ke klub di Pulau Jawa. ''Pendek kata, Cita jangan sampai seperti mamaknya,'' sebut Yunita, karyawan PTPN IV Dolog Hilir itu. (bhw/wis/bolanews.com)
