Walau tak masuk ajang BWF World Tour, para pebulutangkis Indonesia menorehkan prestasi menggembirakan dengan empat gelar juara di Singapore International Challenge 2025 yang berlangsung di Singapore Badminton Hall East Coast Expo, Minggu (23/02/25).
Di nomor ganda campuran pemain senior Indonesia Melati Daeva Oktavianti yang harus merangkak dari bawah berpasangan dengan juniornya Bobby Setiabudi sejak tahun lalu. Melati yang meraih juara All England Open satu kali itu akhirnya merasakan manisnya podium tertinggi lagi.
Gelar juara dipastikan duet Bobby/Melati setelah mengalahkan wakil Thailand, Phunawat Horbanluekit/Fungfa Korpthammakit, dengan skor 21-19 dan 21-16.
Ini menjadi gelar pertama Bobby/Melati, modal bagus untuk mendongkrak ranking yang saat ini masih berada di posisi 95 dunia.
Euforia juara bagi Indonesia dilipatkgandakan oleh tunggal putri muda, Ruzana.
Pemain Pelatnas pratama itu mengalahkan Unnati Hooda, wakil India yang lebih diunggulkan, dalam dua gim langsung 21-17 dan 21-16.
Pemain pratama lain yang menjadi juara adalah ganda putra, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, yang bermain di laga pamungkas.
Raymond/Joaquin langsung melesat ke podium tertinggi dalam pekan pertandingan perdana mereka sebagai partner.
Setelah mengalahkan dua pasangan berstatus unggulan untuk ke semifinal, Raymond/Joaquin mengatasi perlawanan unggulan keempat sekaligus wakil tuan rumah.
Kemenangan dengan skor 21-18, 18-21 dan 22-20 atas Eng Keat Wesley Koh/Junsuke Kubo menjadi awal yang baik bagi Raymond/Joaquin.
Duet Raymond/Joaquin menjadi salah satu eksperimen Chafidz Yusuf sebagai pelatih ganda putra pratama pelatnas yang baru.
Chafidz Yusuf sendiri memiliki rekam jejak bagus dalam meracik pasangan ganda menjanjikan.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo hingga Greysia Polii/Apriyani Rahayu adalah beberapa contoh pasangan juara yang lahir dari ide-idenya.
Raymond, pemain belakang, sebelumnya tampil bareng Patra Harapan Rindorindo.
Tahun lalu prestasinya dan Patra cukup oke dengan tiga kali runner-up di Indonesia International Challenge, Indonesia Masters Super 100, Vietnam Open Super 100.
Adapun Joaquin, pemain depan, pernah menjadi andalan Indonesia di level junior bersama Muhammad Al Farizi.
Kejutan dibuatnya tahun lalu saat mengalahkan senior di Pelatnas, Rahmat Hidayat/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, di final untuk menjuarai Slovenia Open International Series.
Sementara gelar Indonesia lainnya didapat pemain pelatnas utama rasa pratama.
Moh Zaki Ubaidillah, baru 17 tahun, sukses mengalahkan pemain pelatnas lainnya, Prahdiksa Bagas Sujiwo, dengan 21-15 dan 21-17.
Gelar juara menjadi modal bagus bagi pemain yang akrab disapa Ubed itu.
Pemenang perunggu Kejuaraan Dunia Junior 2024 sudah dipercaya tampil di level elite BWF World Tour karena penampilan apik, termasuk yang berujung trofi di Indonesia Masters Super 100.
Dengan hitungan kasar, Ubed bisa mendekati rank 100 dunia pada pekan depan berkat tambahan 4.000 poin dari gelar International Challenge ini dalam rankingnya.
Indonesia sayangnya harus melihat salah satu wakilnya kalah.
Ganda putri pratama, Siti Sarah Azzahra/Agnia Siti Rahayu, takluk di hadapan wakil Korea, Jang Eun-seo/Lee Seo-jin, dalam laga karet yang selesai dengan skor 21-17, 15-21 dan 21-14.
Agenda pertandingan para pemain muda pelatnas akan berlanjut dengan Sri Lanka International Challenge 2025 pada 25 Februari - 2 Maret 2025.
Indonesia tahun lalu meraih 1 gelar juara di sana melalui ganda putra, Rahmat Hidayat/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. (*)