Putri Cina memang mustahil didongkel. Gelar juara tunggal putri Kejuaraan Dunia XV di Madrid pekan silam tetap dikuasai Xie Xingfang setelah mengatasi kompatriotnya, Zhang Ning. Namun, munculnya Petra Overzier paling tidak menambah warna.
Ya, pebulutangkis asal Jerman itu membuat kejutan besar. Dia satu-satu bule yang menyodok hingga babak 4 besar Campeonato del Mundo de Badminto di Palacio de Deportes. Satu tempat lagi diduduki Xu Huaiwen, pemain Jerman imigran Cina.
Selama ini di banyak turnamen, pemain Cina, entah itu yang imigran maupun bukan, selalu menguasai arena. Selain Xu, masih ada Pi Hongyan (Prancis), Wang Chen (Hong Kong), atau Yao Jie (Belanda). Mereka inilah penguasa 4 besar.
Namun, Petra membuat peta berubah. Setelah di babak pertama menyudahi pemain Korea, Lee Yun-hwa, dengan 22-20, 19-21, 21-16, berikutnya dia menekuk Linda Zechiri (Bulgaria), 17-21, 21-15, 21-15. Di babak ketiga, gantian Wang Chen yang dikalahkannya, 22-20, 4-21, 22-20.
Di perempatfinal, Jiang Yanjiao (Cina) digusurnya dengan 21-18, 14-21, 21-14 baru di semifinal, langkahnya dihentikan Zhang Ning dengan 21-19, 21-11.
''Inilah pencapaian terbesar saya sepanjang karier di turnamen resmi,'' sebut pemain berusia 24 tahun ini. Resepnya?
''Saya hanya menikmati setiap pertandingan. Soal hasil tidaklah penting sepanjang bisa menunjukkan kemampuan yang saya miliki,'' ujar Petra, yang sebenarnya tengah sakit flu.
Petra memang benar. Dengan menikmati pertandingan, kini dia sukses mengangkat Jerman. Bukan sebagai negara sepakbola, tetapi negeri bulutangkis! (bhw)
Sumber:bolanews.com