Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat, tak lagi berada di kepengurusan PP PBSI 2020-2024. Bersama Erma Sulistianingsih, Taufik terpilih sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) yang dinakodai Agung Firman Sampurna.
Salah satu alasan pengunduran Taufik Hidayat, peraih gelar juara Indonesia Open 6 kali ini karena dirinya merasa hanya sebagai pajangan saja. Lebih jauh disebutkan Taufik, selama menjadi staf ahli Binpres kurang mendapatkan kesempatan mengeluarkan pendapat.
"Sebagai staf ahli Binpres tidak pernah diajak rapat, bahkan tidak dimintai masukan saat penentuan atlet maupun pelatih. Kalau cuma jadi pajangan buat apa, mending di luar," kata Taufik Hidayat saat berbincang dengan media di Jakarta, Kamis (14/4), mengutip di situs Beritasatu.com.
Legenda hidup bulutangkis Indonesia ini mengungkapkan dirinya berharap bisa membantu semaksimal mungkin dalam induk organisasi bulutangkis Indonesia itu sesuai dengan keahliannya.
"Sebagai staf ahli Binpres, minimal ditanya masukan dan pendapatnya. Diterima atau tidak soal usulan, itu tergantung dari hasil keputusan. Jadi ada mekanismenya," kata Taufik.
Salah satu contoh dirinya tak pernah dilibatkan adalah saat proses promosi-degradasi pemain dan pemilihan pelatih untuk pelatnas 2022. Hal itulah yang kemudian membuat bapak dua anak ini bulat memutuskan mengundurkan diri.
Taufik, Menantu mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar, itu mengaku pengunduran diri disampaikan lewat surat resmi kepada PBSI. Selain itu dia juga berkomunikasi dengan pengurus teras induk organisasi yang diketuai Agung Firman Sampurna itu.
Walau memutusman mundur dari kepengurusan PBSI, "Si Jago Bakchand" ini tetap mengabdikan diri kepada perkembangan bulutangkis Indonesia.
Saat ini, Taufik juga aktif di kepengurusan PBSI Jawa Barat. Tercata dirinya sebagai Wakil Ketua Pengprov PBSI Jawa Barat dan Ketua Umum PB SGS yang melahirkan banyak pebulutangkis nasional seperti Anthony Ginting dan Fajar Alfian. (*)