Dengan skuat yang ada saat ini, sesungguhnya kesenjangan antar pemain tidaklah begitu jauh. Kecuali di tunggal antara tunggal kedua dengan tunggal ketiga. Begitu juga di ganda campuran antara ganda campuran kedua dengan ganda campuran ketiga (tapi masih ada Owi yang semoga bisa bimbing Winny kalau pas diturunin). Ini masih relatif cukup amanlah untuk rotasi.
Menyusun skuat beregu memang perlu kejelian khusus. Semoga saja kali ini di Nanning, China, gak salah strategi. Sedikit membuka luka lama soal Sudirman Cup edisi 2017. Gak apa-apa ya?
Sebenarnya kalau dipikir-pikir line up melawan India waktu itu, masih cukup masuk akal kecuali hanya pada ganda campuran saja yang rada aneh. Yuk runut dikit, (memang bukan best line up tapi cukup masuk akal).
Oh ya, sebelumnya aku juga awalnya menganggap PBSI salah strategi dan sempat kesal juga. Cuma lama-lama ya ngerasa kalau PBSI gak blunder banget kok.
Coba kita lihat line up yang ada,
- Ganda Campuran. Jelas aneh, yang diturunkan Owi/Gloria, padahal Praven/Debby lebih baik.
- Tunggal putra, nurunin Jojo waktu itu masih rasional, head to head menghadapi Srikanth Kidambi masih imbang juga.
- Ganda putra, di atas kertas aman. Duet Kevin/Gideon siapapun lawannya diprediksi mampu mengantongi satu poin kemenangan.
- Tunggal putri, mau Fitri atau Grego masih beratlah lawan Shindu. Ini sudah ketebak ya.
- Ganda putri, cederanya Nitya otomatis Della/Rosyita waktu itu jadi ganda putri peetama. Mau Greys/Apri? Belum ketahuan kan waktu itu?
Nah, sebenarnya masih masuk akal kan? Cuma sayangnya pemain yang turun waktu itu mainnya gak maksimal dan ganda campuran lepas. Efeknya ya itulah. Kejadian terburuk sepanjang sejarah badminton Indonesia di Sudirman Cup. Kalah dari India 1-4, kita juga tak berdaya dipertandingan melawan Denmark, kalah dengan skor 2-3. Indonesia tersingkir di penyisihan grup.
Semoga untuk tahun ini, dengan skuat tim yang lebih baik bisa memperoleh hasil yang maksimal. (Imeyz)