Berita > Berita

Taufik Protes, Taufik Mundur

Selasa, 27 Februari 2007 16:10:03
2365 klik
Oleh : admin
Kirim ke teman   Versi Cetak

Taufik Hidayat kembali membuat berita besar. Dia memilih mundur dari turnamen All England. Pengunduran peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 dan Asian Games Busan 2002 dan Doha 2006 itu sebagai bentuk protes terhadap PB PBSI. Kenapa?

Gonjang-ganjing itu sebenarnya sudah lama tercium BOLA. Taufik memilih absen dari turnamen sangat bergengsi All England Super Series di National Indoor Arena (NIA) Birmingham, 6-11 Maret. ''Saya memang mengundurkan diri,'' jelas Taufik pada acara selamatan empat bulan kehamilan sang istri, Ami Gumelar, di Jakarta, Sabtu (24/2) pagi.

Alasan pemain berusia 25 tahun itu karena PBSI tidak tegas menyangkut skorsing terhadap sejumlah pemain yang nekat bertanding di Papua, akhir Desember. Padahal, saat itu induk organisasi bulutangkis nasional tersebut telah melarang. ''PBSI tidak tegas. Makanya saya memilih mundur,'' ujarnya.

Kronologinya, kala itu Pengda PBSI Papua mengundang sejumlah pemain Pelatnas Cipayung untuk bertanding di Jayapura. Sebagai bentuk imbalannya, mereka diberikan uang saku yang jumlahnya sangat variatif. Menurut pemain yang enggan disebut namanya, mereka mendapat bayaran mulai dari 20 juta hingga 70 juta rupiah.

''Bahkan uang saku itu sebagian malah sudah ditransfer ke rekening pemain,'' tutur sumber yang tidak mau disebutkan namanya.

Sementara itu pemain yang lain mengaku dia tidak menerima uang lewat transfer bank, tetapi langsung ketika di Jayapura. ''Saya malah menerima uang 25 juta rupiah langsung di sana,'' sebut pemain yang lain.

Namun, karena bukan berupa pertandingan eksibisi atau simulasi, PBSI pun melarang. Akhirnya Taufik pun menaati aturan PBSI dan memilih tidak tampil di Papua meskipun sebelumnya dikabarkan dia sempat ngotot untuk tetap berangkat.

Cuma, setidaknya ada tujuh pemain yang nekat pergi. Larangan PBSI itu diabaikan begitu saja. Mereka adalah Luluk Hadiyanto, Alven Yulianto, Flandy Limpele, Markis Kido, Rendra Wijaya, Yoga Ukikasah, dan Yonathan Suryatama.

Sanksi Tak Tegas

Setelah itu soal sanksi terhadap pemain yang membelot itu berlarut-larut. PBSI menurut pemain tidak segera tanggap untuk menjatuhkan hukuman. Padahal, kejuaraan bulutangkis internasional sudah mulai bergulir awal Januari dengan menggelar Malaysia dan Korea Super Series.

''PBSI seharusnya meniru sepakbola. Pemain yang kena kartu merah di pertandingan tidak bisa tampil di pertandingan berikutnya. Kalau itu ditegakkan, saya kira tidak perlu berlarut-larut sampai sekarang,'' tutur salah satu pemain di Cipayung, Jumat lalu.

Pemain ini menyebut kalau pebulutangkis yang bertanding ke Papua itu dilarang dikirim ke Malaysia Super Series, segalanya akan beres. Pelatnas Cipayung tidak akan bergejolak. Ujung-ujungnya, pemogokan seperti yang dilakukan Taufik tidak akan terjadi.

''Ya, begitulah PBSI. Mau menghukum saja harus memilih-milih turnamen. Kalau tegas, semua juga beres,'' sebutnya.

Taufik pun sebenarnya ngotot agar sanksi diberikan kepada tujuh pemain tersebut di ajang All England. Artinya, pemain tersebut jangan dikirim ke Birmingham. Ini dengan pertimbangan bahwa sanksi keras itu akan membuat pemain jera. Tetapi, PBSI dengan berbagai pertimbangan memilih tetap mengirim ke All England dan tidak menyertakan mereka ke Swiss Super Series, sepekan kemudian.

Taufik pun patah arang. Sebagai bentuk protes, dia pun memilih mengundurkan diri dari arena yang belum juga memberikan gelar juara itu.

Siapa yang salah dan siapa yang benar bak menentukan lebih dulu mana telur dengan ayam. Inilah gonjang-ganjing terbaru yang melanda di saat perbulutangkisan nasional tengah terpuruk! (Broto Happy W./Erly Bahtiar/bolanews.com)

Berita Berita Lainnya